Pada dasarnya sama seperti
pada RF power amplifier hanya saja yang berbeda adalah sinyal yang dikuatkan,
rangkaian yang digunakan dan semikonduktor yang dioperasikan. Pada AF amplifier
yang dikuatkan adalah sinyal audio, dengan daya masukan yang begitu kecil
kemudian memasuki rangkaian AF amplifier dan dikuatkan sesuai kemampuan
penguatan semikonduktor yang digunakan, terbentuk keluaran yang besarnya
beberapa kali lipat dari sinyal masukan. Berikut adalah salah satu skematik rangkaian
penguat AF.
Gambar diatas merupakan penguat AF yang sangat sederhana, dimana
disusun dari sebuah transistor tipe 2SC945. Pada rangkaian ini transistor tidak
memerlukan heatsink sebagai penyalur panas transistor dikarenakan transistor
beroperasi pada penguatan daya rendah atau pre-amplifier sehingga suhu yang
dihasilkan masih dalam ambang batas transistor walau tanpa heatsink. Input
rangkaian diatas berupa sinyal keluaran dari sebuah mic codenser, yaitu sebuah
mic yang lebih kecil dan ringan daripada mi dinamic. Mic codenser disusun oleh
suatu membran tipis dan suatu semikonduktor didalamnya sehingga memerlukan
supply tegangan tambahan untuk memicu beroperasinya mic codenser, ini
ditunjukan oleh tambahan R 15K yang menghubungkan titik input dan line V+. Mic
codenser menghasilkan sinyal listrik yang begitu kecil sehingga memerlukan
sebuah penguat sinyal supaya sinyal listrik yang dihasilkan lebih kuat dan
besar. Sinyal listrik yang dihasilkan oleh mic codenser diumpankan ke basis
transistor 2SC945 melalui kapasitor 56-470nF, fungsi kapasitor ini selain untuk
menyaring sinyal masukan juga untuk meloloskan sinyal audio yang bersipat
fluktuatif. Dengan adanya kapasitor ini hanya sinyal audio yang diloloskan
tanpa membawa arus listrik yang ikut dengannya. Dikarenakan hanya sinyal audio
yang diumpankan ke basis sedangkan basis memerlukan sebuah araus listrik
sebagai pemicu penguatan maka digandengkan sebuah R 470K antara basis dan
kolektor sehingga basis dapat dioperasikan sebagaimana mestinya. Hasil
penguatan dikeluarkan melalui kolektor kemudian di-filter oleh sebuah kapasitor
elektrolit, yaitu meloloskan sinyal audio tanpa mengikutsertakan arus listrik
di kolektor. Hasil keluaran ini di-adjust oleh sebuah Resiator Variabel untuk
penyesuaian besar keluaran dengan rangkaian berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar