Minggu, 26 Oktober 2014

PEMANCAR FM



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penyebutan istilah radio pada umumnya masih belum tepat, seharusnya alat atau pesawat untuk mengubah gelombang radio menjadi gelombang bunyi atau suara. Radio itu sendiri merupakan sebuah gelombang elektromagnetik. Pada dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah, dimobil, di kapal dan sebagainya.
Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi. Radio pertama kali ditemukan oleh Marconi pada tahun 1896.Awal dari penemuan radio ini merupakan cikal bakal terciptanya handphone, android dan gadget lainnya. Padaawalnya radio berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan berita ataupun untuk kepentingan kenegaraan secara umum. Radio publik atau komersil baru muncul pada tahun 1920-an. Sejak itu perkembangannya berkembang pesat. Radio merupakan sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi sistem komunikasi radio adalah sistem komunikasi yang tidak menggunakan kawat dalam proses perambatannya, melainkan menggunakan udara atau ruang angkasa sebagai bahan penghantar.






B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian daripemancar radio?
2.      Bagaimana sejarah penemuan radio?
3.      Bagaimana perkembangan pemancar radio di dunia?
4.      Bagaimana sejarah pemancar radio di Indonesia
5.      Bagaimana pembagian pemancar radio?
6.      Apa kelebihan dan kelemahan dari pemancar radio?

C.      Tujuan
1.      Memahami definisi dari pemancar radio
2.      Mengetahui sejarah penemuan radio
3.      Mengetahui perkembangan pemancar radio di dunia
4.      Mengetahui sejarah pemancar radio di Indonesia
5.      Mengetahui pembagian pemancar radio
6.      Mengatahui kelebihan dan kelemahan dari pemancar radio



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pemancar Radio
Pemancar bisa diartikan suatu alat atau pesawat yang memancar dan radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik atau gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merambat lewat udara dan dapat juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, ini dikarenakan gelombang elektromagnetik tidak memerlukan media sebagai perantara. Pengertian radio menurut ensiklopedi Indonesia, yaitu “penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300GHz”. Dengan demikian pengertian pemancar radio adalah suatu pesawat yang dapat mengirimkan informasi atau isyarat melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
B.       Sejarah Penemuan Radio
James Clerk Maxwell pada tahun 1873 dalam paper-nya di Royal Society mengemukakan teori dinamika medan elektromagnetik. Teori tersebut berdasarkan hasil penelitiannya antara tahun 1861 dan 1865. Untuk pertama kalinya, Heinrich Rudolf Hertz membuktikan teori Maxwell yaitu antara tahun 1886 dan 1888, melalui eksperimen. Hertz berhasil membuktikan bahwa radiasi gelombang radio memiliki sifat-sifat gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian) dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan (dirumuskan) ke dalam persamaan gelombang.
Setelah karya Hertz tersebut dikenal umum, Guglemo Marconi yang terkenal sebagai penemu telegraph tanpa kawat, mulai menggunakan ilmu pengetahuan itu untuk tujuan yang praktis. Marconi berumur 20 tahun ketika pada tahun 1984 membaca Experiment Hertz dalam majalah Italia. Setahun kemudian ia dapat menerima tanda-tanda tanpa kawat dalam jarak satu mil dari sumbernya, dan pada tahun 1896 jaraknya menjadi 8 mil. William Abig dalam bukunya “Modern Public Opinion” menjelaskan bahwa pada tahun 1901 cara-cara pengiriman tanda-tanda tanpa kawat itu oleh Marconi telah dapat dilakukan melintasi Samudra Atlantik. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio.
Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dengan kapal terdekat dan komunikasi ke stasiun darat. Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Program 14 Titik Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an , dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an. Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah untuk mengembangkan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja.
Sejarah media penyiaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Sejarah media penyiaran sebagai suatu industri dimulai di Amerika.
A.      Perkembangan Pemancar Radio di Dunia
Industri penyiaran radio diawali oleh David Sarnoff yang mendirikan perusahaan pembuat pesawat radio sistem AM yang bernama RCA atau Radio Corporation of America. Liputan kegiatan Pemilu pada tahun 1920 oleh Radio KDKA (USA) dianggap sebagai penyiaran berita pertama secara meluas dan teratur kepada masyarakat. Radio KDKA adalah stasiun penyiaran radio yang berizin komersial yang didirikan oleh Frank Conrad.
Perkembangan industri penyiaran radio FM dimulai ketika pertengahan tahun 1933, Edwin Howard Armstrong dari Universitas Columbia berhasil menemukan frekuensi modulasi (FM), frekuensi yang jauh lebih tinggi dari penyiaran radio AM (yaitu dari 88 sampai 108 MHz). Armstrong kemudian mendemonstrasikan penemuannya kepada David Sarnoff. Namun RCA ternyata lebih tertarik untuk mengembangkan televisi. Armstrong kemudian menjualnya kepada beberapa perusahaan lainnya. Pengembangan radio FM sempat tertunda karena meletusnya Perang Dunia ke 2 dan kalangan industri yang lebih tertarik mengembangkan televisi.
Keuntungan FM dari AM adalah :
1.      Dapat menghilangkan “interference” (gangguan, percampuran) yang disebabkan cuaca, bintik-bintik matahari atau alat listrik.
2.      Dapat menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga yang sensitif.
3.      Hasil audio yang lebih jernih, lebih dinamis dan noise yang rendah.
Prinsip dasar penyiaran radio FM adalah proses berubahnya suara penyiar menjadi sinyal listrik dengan menggunakan mikrofon yang kemudian digabung dengan sinyal pembawa frekuensi tinggi dan disiarkan ke radio penerima. Radio penerima menyaring sinyal pembawa tersebut dan menciptakan sinyal analog elektrik original, yang diubah oleh speaker menjadi energi suara. Cakupan penyiaran FM dibatasi oleh garis pandang dari bagian puncak pemancar, maka FM lebih cocok untuk masyarakat di pusat kota daripada masyarakat di pedesaan.
Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitude gelombang audio. Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.
B.       Sejarah Pemancar Radio di Indonesia
Perkembangan penyiaran radio di Indonesia diawali pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1925 oleh Prof. Komans dan Dr. De Groot yang berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat. Peristiwa ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Penyiaran radio di Indonesia dimulai dengan berkembangnya radio amatir yang menggunakan perangkat pemancar radio sederhana yang mudah dirakit. Tahun 1945, Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendiri. Pada tahun 1966, mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan orde baru.
Pada tanggal 11 September 1945, rapat yang dihadiri oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI). Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Sampai tahun 1997/1998 di Indonesia tercatat 878 radio siaran swasta non pemerintah yang komersial, dengan rincian 511 berfrekwensi AM dan 367 berfrekwensi FM. Setelah era reformasi dimulai, demikian tulis Hinca IP Pandjaitan dalam makalahnya “Tinjauan dan Kritisi Aspek Hukum Dan Frekwensi Tentang Kebijakan Penyiaran Nasional dan Implikasinya” bahwa sampai dengan tanggal 5 Maret 1999 sudah mencapai 915 buah dengan komposisi 502 berfrekwensi AM dan 413 berfrekwensi FM. Posisi ini berubah pada tanggal 27 Mei 1999 menjadi 930.
Pada akhir masa jabatan Habibie (14 Oktober 1999) jumlah radio siaran di Indonesia sudah menembus angka 1070 buah dan RRI 1997/1998 memiliki 53 unit kerja dan hanya 19 buah yang menyelenggarakan siaran selama 24 jam per hari.
Jumlah stasiun radio di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 1188 stasiun radio, 95% berupa radio siaran swasta/non pemerintah dan 5% radio pemerintah atau RRI. Sekitar 37% dari radio swasta beroperasi pada frekwensi AM dan sisanya 73% pada frekwensi FM.
Di Jawa Barat misalnya pada masa sekarang ini, studio pemancar radio banyak berdiri tersebar diberbagai kabupaten baik komersil ataupun yang memiliki konsep dan tujuan tertentu. Studio pemancar radio tersebut mayoritas berada di frequensi FM yaitu dari frequensi 87,5-108MHz, ini dikarenakan FM memiliki kelebihan tersendiri sebagai mediapenyiaran. Demikian juga terjadi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur atau wilayah Indonesia lainnya. Ini menunjukkan bahwa minat pendirian radio masih cukup tinggi. Sementara khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung meningkatkan layanan siarnya dengan menggunakan teknologi satelit dan e-radio dengan tetap memelihara penyiaran konvensional.
C.      Pembagian Pemancar Radio
Beberapa contoh radio pemancar yang dikenal dewasa ini dengan memiliki tujuan dan fungsi tersendiri, diantaranya:
1.      Radio Siaran
Radio siaran adalah pemancar yang mengirimkan atau menyuguhkan musik, lagu, informasi berita dan informasi lainnya.
Macam-macam Radio Siaran, antara lain:
a.    Radio Siaran Pemerintah
Badan radio siaran ini dimiliki dan dikuasai pemerintah. Pengelolaanya diserahkan kepada salah satu departemen. Pemerintah republik Indonesia, misalnya, menempatkan RRI pada Departemen Penerangan. Karena milik pemerintah dan dikuasai pemerintah maka Radio Siaran Pemerintah melakukan operasinya dengan menyandang misi pemerintah. Biayanyapun termasuk anggaran belanja pemerintah. Perbedaan RRI dari Radio Siaran Pemerintah lainnya adalah bahwa RRI mencari sumber biaya dari periklanan. Jadi RRI tidak lagi berfungsi sosial, tetapi juga komersial. Hal ini dikukuhkan dengan SK Menteri Penerangan RI No. 19 Tahun 1968. Meskipun demikian, sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pelaksanaan RRI di bidang komersial selalu dibatasi dalam arti kata aktivitas dan penggunaan dari hasilnya.
b.   Radio Siaran Semi Pemerintah
Ini merupakan perusahaan umum (public enterprise) di bawah pengawasan sebuah korporasi (corporation) yang bebas (Independent) tetapi terikat oleh sebuah charter untuk melaksanakan siarannya guna kepentingan umum seluruh negeri. Radio siaran dengan bentuk organisasi corporation berdasarkan sebuah charter yang berlaku untuk masa (10 sampai 25 tahun) yang dapat diperpanjang lagi. Penyelenggaraan dipimpin oleh suatu direksi yang diawasi oleh sebuah dewan yang disebut “Broad of Governors” yang beranggotakan wakil-wakil pemerintah dan Parlemen. Penyusunan program dibantu oleh Advieory Council. Untuk kelangsungan siarannya, para pemilik pesawat radio dipungut iuran (lisence fee). Hidupnya sebagian corporation sebagian besar adalah dari iuran radio, dan hanya sebagian kecil saja diperoleh dari usaha sendiri seperti penerbitan, pertunjukan, dan lain sebagainya. Usaha dalam bentuk periklanan tidak dibenarkan.
Dalam pada itu sensor terhadap isi siaran tidak dilakukan oleh pemerintah, karena kehendak masyarakat dan kepentingan Pemerintahan telah terjamin oleh “Broad of Governors” tadi, yang terdiri dari wakil-wakil pemerintahan dan Parlemen.
c.    Radio Siaran Swasta
Badan radio siaran swasta ini dimiliki perorangan dan sifatnya komersial. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan hidupnya diperoleh dari periklanan dan persponsoran acara (sponsored program). Di Amerika Serikat radio siaran swasta mempunyai jaringan yang luas, seperti NBC, CBS, ABC, dan MBS. Sesuai dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat, badan radio siaran tersebut mempunyai kebebasan sepenuhnya, dalam arti kata tidak mengenal sensor. Ini tidak berarti bahwa pengelolaannya tidak mengenal tanggung jawab nasional dan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab mereka adalah pada kesadaran sendiri atau hati nurani sendiri yang dengan sendirinya bertanggung jawab secara nasional dan sosial.
d.   Radio Amatir
Radio ini digunakan untuk keperluan percobaan dalam teknik pembuatan pemancar serta saling menukar informasi mengenai modulasi dan daya pancarnya. Namun, sering pula digunakan untuk membantu pemerintah dalam keadaan darurat seperti bencana alam, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Di indonesia, Radio Amatir ini tergabung di dalam organisasi ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia).











a.    Radio Antar Penduduk
Dalam bahasa Inggris disebut Citizen Band (CB). Radio ini digunakan untuk komunikasi dua arah antarpenduduk dan untuk di Indonesia tergabung dalam suatu organisasi yang bernama Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).

 


1.      Radio Navigasi
Radio navigasi adalah pemancar yang digunakan untuk keperluan pelayaran atau penerbangan. Radio navigasi ini berfungsi sebagai media navigator untuk menentukan posisi dan rute ketika kapal laut berlayar atau kapal terbang sedang mengundara. 
2.      Radio Kontrol
Radio kontrol adalah pemancar yang digunakan untuk menggerakkan dan mengendalikan mesin, robot atau mainan. Juga dapat berupa radio pengawas pesawat terbang ataupun pesawat ruang angkasa.
3.      Radar
Radar (Radio Detection and Ranging) adalah pemancar yang digunakan untuk mendeteksi benda pada daerah pancarnya dengan cara menerima kembali sinyal yang dipancarkan dan sekaligus dapat menentukan jarak dan koordinatnya.


A.      Kelebihan dan Kelemahan dari Pemancar Radio
Sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Jelas berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan film yang bersifat mekanik optic. Dengan televisi, kalau pun ada persamaannya dalam sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio sifatnya audial dan televisi audiovisual.
Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan; kalaupun ada lambang-lambang nirverbal, yang digunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik. Keuntungan radio siaran bagi komunikan adalah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya.
Karena sifatnya auditori, untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk cara yang menarik. Bandingkan dengan media massa lainnya, umpamanya televisi, kalau kita ingin menyampaikan pesan dalam bentuk drama. Sebuah kisah di hutan, di dasar laut, ataupun di neraka lebih mudah disajikan dibanding kalau disampaikan melalui surat kabar, televisi atau film. Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan, adalah penting, karena publik sifatnya selektif. Begitu banyak pilihan di antara sekian banyak media komunikasi, dan begitu banyak pula pilihan acara dari setiap media. Dalam hubungan ini musik memegang peranan sangat penting. Siapa orangnya tidak tertarik oleh musik? Di antara acara-acara musik yang memukau itulah pesan-pesan disampaikan kepada pendengar. Radio merupakan sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi. Bagi pendengarnya radio adalah teman, sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi.
Daya pikat untuk melancarkan pesan ini penting, artinya dalam proses komunikasi, terutama melalui media massa, disebabkan sifatnya yang satu arah (one way traffic communication). Komunikasi hanya dari komunikator kepada komunikan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan. Kelemahan ini bagi radio ditambah lagi dengan sifatnya yang lain, yakni “sekilas dengar”. Pesan yang sampai pada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang. Arus balik (feedback) tidak mungkin pada saat itu. Pendengar yang tidak mengerti atau ingin memperoleh penjelasan lebih jauh, tak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulang lagi. Karena kelemahan itulah, maka radio siaran banyak dipelajari dan diteliti untuk mencari teknik-teknik yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut sehingga komunikasi melalui radio siaran lebih efektif.
Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, sedangkan media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang.

 
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pemancar radio adalah suatu alat yang dapat memancarkan informasi dengan media gelombang elektromagnetik. Pada awalnya teori gelombang di utarakan oleh James Clerk Maxwell. Kemudian dikembangkan oleh Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan sebuah persamaan bahwa persamaan elektromagnetik dapat di rumuskan kedalam persamaan gelombang. Setelah itu Guglemo Marconi berhasil melakukan eksperimen Hertz (Mengirim informasi tanpa kabel). Disinilah awal mula dari pemancar radio masa kini.Penggunaan pemancar radio secara mendunia diawali oleh David Sarnoff dengan mendirikan industri penyiaran yang bernama RCA (Radio Corporation of America) yaitu perusahaan pembuat pesawat radio sistem AM. Kemudian Edwin Howard Amstrong dengan penemuannya yaitu frekuensi modulasi (FM), mengajukan kepada RCA. Namum RCA tidak tertarik dan Amstrong pun menjual penemuannya itu keperusahaan lain.Sedangkan pemancar radio di Indonesia di awali dengan stasiun relai di Malabar Jawa Barat pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Kemudian, diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereninging., radio Ampera yang merupakan radio penyiaran perjuangan, dan radio RRI. Setelah itu munculah berbagai stasiun penyiaran radio disistem AM maupun FM baik komersial ataupun non komersial.Secara umum pemancar radio diaplikasikan ke dalam berbagai kebutuhan komunikasi baik satu arah ataupun dua arah, seperti radio siaran, radio kontrol, radio navigasi dan radar. Berbicara penyiaran melalui pemancar radio baik informasi atau lainnya, terdapat kelebihan dan kekurangan pada media tersebut. Adapun kelebihan penyiaran dengan pemancar radio sifatnya yang audial lebih praktis dengan hanya didengar untuk menerima suatu informasi atau lainnya. Kemudian mengenai kekurangan penyiaran dengan pemancar radio haruslah mudah diingat pendengar, karena cenderung penyiarannya hanya sekilas dan terbatasnya gambaran tentang suatu informasi yang disampaikan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar