Jumat, 15 April 2016

Konfigurasi Transistor 2

Abstract
Praktikum kali ini menganalisa tentang besar penguatan, fase dan karakteristik dari spektrum yang dihasilkan dari konfigurasi rangkaian Transistor dan komponen pendukung lainnya dimana Kolektor dijadikan terminal bersama.

Transistor Beginning Innovation

I. Pendahuluan
Common kolektor ini digunakan untuk menguatkan sinyal input agar didapatkan sinyal output yang lebih besar dari sinyal inputnya dengan fase sama dengan fase sinyal input. Komponen pendukung pun menjadi parameter sebagai penunjang hasil.

II. Teori Dasar
Common collector, Penguat Common Collector adalah penguat dengan menggunakan semikonduktor Transistor dimana kaki kolektor Transistor digunakan bersama dalam konfigurasi rangkaiannya. Input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki emitor.

Keberadaan komponen pendukung seperti kapasitor dan resistor berperan sebagai penunjang supaya rangkaian bekerja dalam parameter yang sesuai dengan karakteristik transistor.

Penguat Common Collector mempunyai karakter sebagai penguat arus dan mempunyai karakteristik sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input, jadi tidak terjadi pembalikan fasa seperti pada Common Emitor.

III. Metodologi Secara umum praktikum kali ini mengacu pada blok diagram berikut:





Dan skematik secara lebih spesifik ditunjukan pada gambar berikut:



Alat dan bahan

a. Transistor NPN 9013 (1pcs)
b. Resistor 1K2 (2pcs)
c. Resistor 82K (1pcs)
d. Resistor 15K (1pcs)
e. Capasitor 100 nF (1pcs)
f. Function Generator
g. Osciloscope
h. Power Supply 9V
i. Project Board
j. Kabel Jumper

Prosedur percobaan

a. alat dan bahan yang sudah dipersiapkan dirangkai mengikuti skematik percobaan.
b. Instrument yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.
c. Kemudian power supply, function generator dan osiloscope dihubungkan dengan modul sesuai dengan posisi koneksinya (terminalnya) yang telah dirakit.
d. Frekuensi pada function generator diatur ke 1KHz dengan skala 1.
e. Setelah alat dan bahan dirangkai dengan tepat, power supply dinyalakan.
f. Amplitudo pada function generator diatur sedemikian rupa hingga spektrum yang dihasilkan pada channel 2 berpola sinus sempurna.
g. Pengamatan dilakukan pada display osiloscope dan spektrum yang tampak di channel A dan channel B diamati.

I. Hasil dan Analisis
 Percobaan dilakukan pada project board dengan penataan komponen sebagai berikut:



Konfigurasi sederet panel dari Functon Generator sebagai signal source ditunjukan pada gambar berikut:



Setelah dilakukan percobaan dengan konfigurasi rangkaian seperti yang dicantumkan sebelumnya diperoleh pola spektrum sebagi berikut:



Parameter adjustmen untuk panel osilocope baik channel 1 maupun channel 2 adalah Volt/Div 1V dan Time/Div 1mS. Parameter untuk adjusment function generator adalah Function pada sinyal sinus, Range 1KHz dan adjusment scale bernilai 1. Berikut tabel nilai yang dapat diperoleh dari spektrum yang tampak:



Volt/Div
Time/Div
Tinggi signal
Vin
Vout
Gain
Fase
1V
1mS
2 (in)
2V

0,85
0
1V
1mS
1,7 (out)

1,7mV

Tabel Perhitungan

Basis dipicu oleh Resistor Basis-Vcc dan Resistor Basis-Ground, konfigurasi resistor yang seperti demikian merupakan konfigurasi pembagi arus supaya Basis mandapat sejumlah V+ sebagai pemicu aliran arus.

Dari spektrum yang tampak dapat dihitung Vin dan Vout dengan perolehan seperti yang dicantumkan pada Tabel Perhitungan sehingga diperoleh Gain sebesar 0,85 yaitu dengan membandingkan Vout dan Vinput dan perbedaan fase sebesar 0o yang ditunjukan oleh pola spektrum pada saat waktu yang sama antara sinyal input dan output.

Gain sebesar 0,85 menunjukan bahwa sinyal input dikuatkan sebesar 0,85 kali (0,85×), ini berarti sinyal ouput menjadi 85% besarnya dari sinyal input atau dengan kata lain sinyal input dilemahkan sehingga sinyal output memiliki amplitudo 85% dari besar sinyal input. Namun dengan melihat persentase 85% perbedaan antara input dan output tidak terlalu jauh, yaitu tegangan output hampir sama dengan tegangan input.

Pola spektrum yang diperoleh antara sinyal input dan sinyal output menunjukan keduanya se-fasa, dimana arah alur dari sinyal yang terbentuk antara input dan output adalah sama dengan mengabaikan besar atau kecilnya amplitudo.

I. Kesimpulan
1. Transistor memiliki fungsi sebagai penguat arus dengan besar skala penguatan tergantung pada konfigurasi rangkaian bserta jenis Transistornya.
2. Konfigurasi resistor B-Vcc dan B-Gnd merupakan konfigurasi pembagi tegangan untuk memicu Basis Transistor.
3. Se-fasa adalah spektrum yang dihasilkan pada rangkaian common Kolektor, dikarenakan penggunaan transistor NPN dengan output pada terminal Emitor.

Daftar Pustaka
Ramdhani, Mohamad. 2008. RANGKAIAN LISTRIK. Bandung: Penerbit Erlangga.
Rahman, A, Suhendi, I. 1996. KETERAMPILAN ELEKTRONIKA 3. Bandung: Ganeca Exact Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar