Transistor atau transfer resistor, arus yang mengalir pada output
ditentukan oleh arus yang mengalir pada input. Transistor merupakan dioda
dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu membentuk transistor PNP
maupun NPN. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur
dan prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutub negatif
mengisi kekurangan elektron (hole) di kutup positif.
Komponen ini
berfungsi sebagai penguat arus. Karena besar arus yang dikuatkan dapat diubah ke
dalam bentuk tegangan, maka dapat dikatakan juga bahwa transistor dapat
menguatkan tegangan. Selain itu, transistor juga dapat berfungsi sebagai
switch elektronik.
Ada dua jenis transistor, yaitu NPN
dan PNP. Simbol kedua jenis transistor
tersebut ditunjukan oleh gambar.
tersebut ditunjukan oleh gambar.
Transistor memiliki tiga kaki yang
masing-masing harus dipasang secara tepat. Kesalahan pemasangan kaki-kaki
transistor akan dapat merusakan transistor secara langsung. Perlu dicatat bahwa
pada badan transistor tidak ada label yang menunjukan bahwa kaki transistor
tersebut adalah B, C atau E. Dengan demikian, sebelum memasang sebuah
transistor, pastikan dimana kaki B, C dan E dengan membaca datasheet-nya.
Di dalam penggunaannya harus pula diperhatikan karakteristiknya.
Analogi kinerja dari transistor seperti gambar diatas.
Salah satu aplikasi dari pemanfaatan
sifat transistor adalah auto night lamp dengan memanfaatkan LDR yang
peka cahaya. Simulasi rangkaiannya adalah sebagai berikut.
Pada rangkaian auto night lamp
yang menggunakan transistor PNP, ketika itensitas cahaya sebesar 39.1, arus di
E sebesar 6.02mA dan tegangan di LED sebesar 2.21V. Dan ketika itensitas cahaya
1.1, arus di E sebesar 0mA dan tegangan di LED sebesar 0V, dengan demikian
dapat disimpulkan semakin kecil itensitas cahaya, semakin besar nilai hambatan
LDR dan semakin besar arus positif yang mengalir ke Basis yang berbahan N,
terjadilah bias mundur sehingga Basis tidak berperan sebagai pemicu aliran arus
dari E ke C.
Pada rangkaian auto night lamp
yang menggunakan transistor NPN, ketika itensitas cahaya sebesar 0.1, arus di E
sebesar 6.0mA dan tegangan di LED sebesar 2.21V. Dan ketika itensitas cahaya
43.1, arus di E sebesar 0mA dan tegangan di LED sebesar 0V, dengan demikian
dapat disimpulkan semakin besar itensitas cahaya, semakin kecil nilai hambatan
LDR semakin kecil arus positif dan semakin besar arus negatif (elektron) dari
ground yang mengalir ke Basis yang berbahan P, terjadilah bias mundur sehingga
Basis tidak berperan sebagai pemicu aliran arus dari E ke C.
Pada dasarnya aliran listrik terjadi
dikarenakan perpindahan elektron dari kutub yang berlebih elektron (-) ke kutub
yang kekurangan elektron (+). Dari gambar di atas dapat sedikit dideskripsikan
tentang aliran elektron pada Transistor PNP, yaitu sebagai berikut;
1. Ground bermuatan negatif dengan
demikian dapat diartikan titik ini mengandung banyak elektron.
2.
V+
bermuatan positif dengan demikian titik ini mengalami kekurangan elektron
sehingga bahan P di Emitor pun kekurangan elektron.
3.
Bahan
P pada kolektor sudah terisi elektron yang mengalir melalui rangkaian seri LED
dan R.
4.
Bahan
N pada basis dimasukan sejumlah elektron sehingga terjadi tarik menarik, saling
mengisi serta perpindahan hole dan elektron.
5.
Setelah
bahan N di Basis dipicu oleh sejumlah elektron dan elektron-elektron tersebut
mengisi hole pada bahan P di Emitor, terjadi kutub Basis yang kekurangan
elektron.
6.
Kekurangan
ini akan diisi oleh elektron berlebih dari bahan P di Kolektor yang dihasilkan
kutub negatif.
7.
Proses
pemicuan telah selesai selanjutnya siklus difusi dan saling isi elektron
berlanjut.
8. Besar kecilnya arus C-E tergantung
pada kuantitas elektron yang dimasukan kedalam Basis yang menyebabkan seberapa
banyak jumlah hole yang harus diisi oleh elektron berlebih pada titik E.
Siklus B-E terjadi dikarenakan
adanya perbandingan nilai B-C dan B-E. Seberapa besar elektron yang dihambat
LDR dan seberapa besar elektron yang ditarik V+ melalui R 4K7, hal ini akan
berpengaruh pada kuantitas elektron yang masuk ke Basis dan mempengaruhi jumlah
elektron yang berpindah dari Emitor ke Kolektor yang dipicu oleh Basis.
Rangkaian di atas menggunakan Transistor
NPN, untuk aliran elektron-elektronnya tidak jauh berbeda dengan gambar
sebelumnya hanya saja yang membedakan aliran elektron pada Transistor yang
merupakan kebalikan dari PNP. Sedikit tambahan paparannya, yaitu sebagai
berikut;
1. Elektron pada Basis mengalir ke
titik positif melalui R.
2.
Elektron
dari ground ke Basis dihambat oleh LDR.
3.
Titik
Basis kehilangan elektron, sehingga banyak hole dan elektron dari bahan N
berpindah ke bahan P dikarenakan bahan P kekurangan elektron.
4. Kemudian elektron-elektron tersebut terlepas
dan berpindah lagi ke bahan N yang sangat kekurangan elektron, maka terjadilah
siklus perpindahan elektron yang dipicu oleh Basis yang kehilangan elektron.
Siklus B-E terjadi dikarenakan
adanya perbandingan nilai B-C dan B-E. Seberapa besar elektron yang dihambat
LDR dan seberapa besar elektron yang ditarik V+ melalui R 100K, hal ini akan
berpengaruh pada kuantitas elektron yang ditarik dari Basis dan mempengaruhi
jumlah elektron yang berpindah dari Emitor ke Kolektor yang dipicu oleh Basis.
Dengan demikian selain proses switch
proses amplifier terjadi ketika arus yang lebih kecil mengontrol aliran
arus yang lebih besar atau dapat dijelaskan bahwa Basis mengatur membuka dan
menutup aliran arus Emiter-Kolektor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar